26 July 2012

Seorang Pengusaha Tewas Di perkosa Lima Istrinya



LAGOS — Seorang pengusaha kaya yang punya enam istri tewas karena diduga dipaksa berhubungan seks secara maraton oleh para istrinya yang cemburu.


Pengusaha kaya itu warga Nigeria. Namanya Uroko Onoja. Ia dilaporkan sedang berhubungan intim dengan istri termudanya ketika lima istrinya yang lain menyerbu masuk ke kamar tidur lalu menuntut dan memaksa dia di bawah todongan pisau dan tongkat untuk juga berhubungan seks dengan setiap orang dari mereka.


Onoja dilaporkan mampu melakukan hubungan intim dengan empat istrinya yang lain secara berturut-turut, tetapi kemudian "berhenti bernapas" saat istrinya yang kelima naik ke ranjang di Ogbadibo, Nigeria, lapor harian negara itu, Post Daily, seperti dikutipMail Online, Selasa (24/7/2012).


Dua dari lima perempuan itu ditangkap setelah insiden di Negara Bagian Benue pada pekan lalu tersebut, kata laporan itu, yang menggunakan istilah "diperkosa hingga tewas" untuk menggambarkan nasib naas Onoja. Pria itu diketahui baru kembali dari sebuah bar di komunitas kecil Ugbugbu, Ogbadibo, Selasa lalu sekitar pukul 03.00. Ia langsung menuju kamar tidur istri termudanya.


Lima istrinya yang lain, yang dilaporkan sudah mengadakan pertemuan untuk membahas niat mereka sebelum sang suami tiba di rumah, diduga menghambur masuk ke kamar tidur dengan membawa pisau dan tongkat. Mereka menuntut bahwa mereka juga harus mendapatkan nafkah batin dari sang suami.


Pengusaha itu, yang digambarkan sebagai seorang dermawan yang "memberikan kontribusi positif" bagi pertumbuhan masyarakat setempat, diperkirakan sempat menolak tuntutan para istrinya sebelum akhirnya dilumpuhkan.


Onoja dilaporkan berhenti bernapas dan tidak dapat diresusitasi setelah berhubungan intim dengan empat istrinya secara berturut-turut.


Istri termudanya, sebagaimana dikutip Post Daily, mengatakan bahwa lima istri yang lain itu lari ke hutan ketika menyadari suami mereka telah tewas. Kepala desa setempat, Okpe Odoh, mengatakan kepada koran itu bahwa kasus tersebut telah dilaporkan kepada polisi.

No comments: