24 November 2011

8 Fakta Unik Dibalik Pernikahan Ibas dan Aliya

Pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan Siti Rubi Aliya Rajasa (Aliya) merupakan pernikahan yang akan banyak menyita perhatian ribuan pasang mata di seluruh Indonesia.

Pasalnya, selain si empunya hajat adalah orang nomor satu di Indonesia, pernikahan yang menggabungkan dua adat ini sarat akan fakta unik dan menarik di dalamya. Apa saja ?


1. Ibas dan Aliya ternyata pertama kali bertemu di Istana Cipanas pada Desember 2007. Ibas dan Aliya juga akan melangsungkan acara akad nikah di Istana Cipanas, dengan mengundang sekitar 3.500-an orang.

2. Satu hal lagi yang juga unik adalah, di Istana Cipanas tempat acara akad berlangsung, terdapat Sound yang dipesan secara khusus dan diberi merk bertuliskan Aliya, yang bernuansa warna hijau kesukaan Aliya, dan tersebar di setiap sudut tempat acara.

Jika ada Sound bermerek Aliya, Sub Woofernya pun dibuat secara khusus bertuliskan merk iBass bernuansa warna putih.

3. Pemasangan Bleketepe atau anyaman dari janur yang dipasang oleh Presiden SBY di kediamannya, dimaksudkan bahwa yang punya rumah sedang menggelar hajat atau acara pernikahan.

4. Acara dimulai Selasa pagi (22/11) di kediaman masing-masing calon pengantin dengan mengadakan acara pengajian, sungkeman sekaligus siraman dari 7 sumber mata air, yaitu diantaranya dari mata air di Istana Cipanas, kediaman Presiden, Kediaman Aliya, mata air dari Pacitan.. yang sarat akan makna pembersihan jiwa.

Acara pengajian yang diadakan di dua tempat yaitu di kediaman Ibas dan Aliya berlangsung khidmat, penuh haru saat sungkem dan mohon doa restu kepada orangtua yang melepas anaknya yang akan berumah tangga.

Pakaian kebaya yang dikenakan di kediaman Ibas dan Aliya sama-sama bernuansa biru muda, dan yang menarik tentunya adalah perpaduan dua budaya yaitu adat Jawa dan Palembang.

5. Setelah acara pengajian, sungkem dan mohon doa restu, malamnya dilanjutkan dengan acara Midodareni. Midodareni sendiri diambil dari kata "Midodari" yang berarti bidadari, dipercaya bahwa bidadari-bidadari juga turut serta mendoakan dan merestui calon pengantin, dan diharapkan pengantin wanita akan secantik bidadari saat hari H.

Yang menarik adalah di kediaman Aliya, setelah kunjungan Ibas dengan seserahan pulang, dilanjutkan dengan acara adat Palembang yaitu Bapacar atau Berpacar, yang diartikan sebagai malam berkumpulnya Aliya dengan teman-temannya sebelum menikah, untuk melepas masa lajang.

6. Jika prosesi dimulai dengan adat Jawa, maka akad pada 24 November tepat ulang tahun Ibas, dilangsungkan dengan adat Palembang, dengan tarian Pagar Pengantin yang khas di setiap upacara pernikahan adat Palembang.

7. Mas kawin pernikahan Siti Ruby Aliya dan Edhie 'Ibas' Baskoro Yudhoyono yakni koin emas 100 gram dan seperangkat alat salat.

Penyerahan mas kawin dilakukan setelah Aliya dan Ibas menandatangani akta nikah yang diserahkan dari Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) H Muhtar. Setelah itu, Aliya dan Ibas saling memasang cincin kawin.

Akad nikah telah berlangsung di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2011), pukul 10.10 WIB.

8. Resepsi yang akan dilangsungkan tanggal 26 November kembali menggunakan adat Jawa, dengan Ibu Tinuk Riefki yang didaulat menjadi penata rias.

Riasan yang digunakan adalah Paes Ageng yang dahulunya hanya digunakan untuk Pernikahan Keraton, namun saat ini untuk acara pernikahan umum sudah diperbolehkan digunakan.

Riasan Paes Ageng berbeda dengan riasan pengantin Jawa biasa karena menggunakan Progo atau serbuk emas yang membutuhkan waktu satu jam untuk khusus mengerjakannya, alis juga dibuat seperti tanduk rusa, dan ciri khas lain adalah adanya garis diatas samping mata ke atas yang tentunya ada filosofi tersendiri.

Aliya akan didandani sedemikian rupa dan pastinya "manglingi", beda dan lebih cantik.

No comments: