28 September 2011
Dampak Negatif Jatuh Cinta Bagi Kesehatan
Anggapan bahwa jatuh cinta selalu bisa memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh, tampaknya belum tentu benar. Dalam beberapa kasus, jatuh cinta justru bisa berbahaya.
Dampak buruk dari jatuh cinta dirasakan oleh Rae Padilla Francoeur, seorang penulis 'Free Fall: A Late-in-Life Love Affair'. Ia mengatakan, saat sedang jatuh cinta ia menjadi sering pusing, berat badan menurun drastis, tidak bisa tidur selama berhari-hari dan merasakan denyut jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.
Para ilmuwan telah mempelajari bahwa ada beberapa hormon seperti, phenethylamine, dopamin, norepinefrin dan oksitosin yang bekerja ketika seseorang jatuh cinta. Hormon-hormon itu disebut 'ramuan cinta' yang berfungsi menenangkan, meningkatkan suasana hati, menjaga indra agar terus waspada dan membantu Anda menjalin hubungan dengan seseorang.
Dampak negatif dari jatuh cinta tidak dirasakan oleh semua orang. Kasus Francoeur merupakan salah satu dari sejumlah orang yang merasakan dampak negatif tersebut. Seperti yang dikutip dari msn, berikut dampak buruk lain dari jatuh cinta.
1. Tidak Bisa Tidur
Saat jatuh cinta, tak jarang dari Anda yang mengalami sulit tidur. Hal ini dikarenakan produksi hormon dopamin dan norepinefrin yang terlalu banyak. Menurut Dr. Helen Fisher, ilmuwan dari Rutgers University, Amerika dan penulis buku "Why Him, Why Her?", "Itulah sebabnya Anda memiliki banyak energi, tidak bisa tidur selama berhari-hari dan wajah jadi merah merona."
2. Tidak Bisa Makan
Francoeur sempat menjelaskan bahwa ia sempat pergi makan siang dengan kekasihnya. Saat itu ia memesan banyak makanan namun tidak satu pun yang ia makan. Menurut psikolog Dorothy Tennov, ini merupakan fase 'limerence' yang artinya tergila-gila. Saat mengalami 'limerence', seseorang menjadi obsesif, mengganggu, sulit makan serta melupakan pekerjaan, teman, keluarga bahkan tanggung jawab pada dirinya sendiri. Penelitian menjelaskan bahwa gejala 'limerence' bisa berlangsung antara enam bulan sampai dua tahun.
3. Tidak Dapat Berkonsentrasi
Saat sedang jatuh cinta, seseorang akan sulit berkonsentrasi dan tidak bisa memikirkan apapun selain orang yang dicintainya. Hal ini merupakan akibat dari hormon dopamin yang membuat orang menjadi obsesif.
"Ada sekitar 6 sampai 10 persen orang dari populasi penelitian yang merasakan efek buruk dari dopamin. Bagi mereka segala sesuatu terasa 'hitam dan putih' hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan melihat bahwa hidup sebenarnya penuh warna. Mereka pun terus mengejar 'warna' tersebut tanpa mempedulikan yang lainnya," ujar Tennov.
4. Tekanan Pada Dada
Menurut Fisher, ketika seseorang merasakan tekanan pada dada, biasanya orang itu sedang dalam keadaan panik. Saat seseorang jatuh cinta, otak seringkali terkait dengan rasa cemas dan panik. Fisher dan rekan-rekannya mengamati lebih dari 75 otak manuasia yang sedang kasmaran dan menemukan bahwa terdapat aktivitas di bagian insular korteks otak, yang berhubungan dengan rasa takut.
5. Mual dan Sensasi Menggelitik dalam Perut (Butterfly Effect)
Sebagian dari Anda mungkin mengalami mual dan rasa gugup ketika akan melakukan sesuatu yang penting, seperti ujian, wawancara kerja, demam panggung atau saat berada di dekat orang yang dicintai. Pelepasan norepinefrin, dopamin dan kortisol mengalirkan darah dari usus dan memberikan efek tersebut. Orang yang sedang jatuh cinta biasanya sering mengalami gejala telapak tangan berkeringat, lutut lemah, mulut kering, peningkatan denyut jantung dan pusing saat melihat cahaya terang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment