Jika hubungan antarsesama anggota keluarga terbina dengan erat, baik hubungan secara fisik maupun emosional, maka hubungan yang harmonis dalam kehidupan berumah tangga pun akan terjalin secara utuh. Hal tersebut sangatlah penting, karena saat ini tidak sedikit ditemukan di dalam sebuah keluarga, walaupun berada di satu tempat, namun keeratan yang terjalin sangatlah minim, bahkan tidak terjadi.
Dikatakan oleh pakar emotional intelligence dari Radani Edutainment, Hanny Muchtar Darta Certified EI, PSYCH-K SET bahwa perkembangan zaman yang begitu pesat ternyata turut memengaruhi dinamika dalam keluarga. Terutama dalam hal hubungan emosional antaranggota keluarga.Keadaan tersebut bisa mengurangi intensitas anggota keluarga untuk berkomunikasi secara langsung dan merasakan kebersamaan dan kedekatan antara satu sama lain.
“Kebersamaan secara emosional dalam keluarga itu sangat penting. Adakalanya kita merasa prihatin saat memperhatikan interaksi sebuah keluarga dalam suatu resto, di mana sang ayah dan kedua anak sibuk dengan laptop masing-masing. Sementara sang ibu sibuk dengan smartphone-nya. Mereka bersama secara fisik, tetapi tidak ada kebersamaan secara emosional karena masing-masing sibuk dengan gadgetnya,” papar Parenting Consultant ini.
Dalam survei yang dilakukan oleh PT Kraft Foods Indonesia di Jakarta terhadap 250 orang tua & anak menunjukkan hasil bahwa sekitar 70 persen anak mereka memiliki gadget, dua yang utama adalah handphone dan laptop. Hal tersebut salah satunya yang menjadi pemicu dari tiga masalah utama yang dihadapi orangtua, yaitu kesulitan berkomunikasi dengan anak, merasa anak sulit diarahkan, dan sulit memahami anak.
Sementara tiga masalah utama yang anak rasakan adalah orangtua jarang meluangkan waktu dengan anak, orangtua asyik dengan gadget nya, dan anak sulit berkomunikasi dengan orangtua. “Ketika berinteraksi, anak merasa orangtua mudah marah sehingga anak merasa takut dan akhirnya lebih memilih untuk tidak berkomunikasi dengan orang tuanya,” paparnya.
Hanny mengatakan, hasil survei menunjukkan sekitar 5 dari 10 anak berpendapat bahwa orangtua mereka suka marah. Untuk itu, hindari emosi negatif seperti marah, kesal, dan kecewa ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan.
“Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Anda, bicarakan secara baik-baik tanpa emosi,” ujar dia.
Hasil survei juga menunjukkan, 1 dari 10 anak merasa dekat dengan ayah dan 3 dari 10 anak merasa dekat dengan ibu. Salah satu cara agar anak bisa dekat dengan kedua orangtua yakni dengan melakukan aktivitas bersama.
“Usahakan untuk meluangkan waktu setiap harinya minimal 15 menit bersama keluarga, misalnya dengan melakukan sarapan, makan malam, ataupun ibadah bersama,” saran Hanny.
Cara yang sama juga dilakukan oleh penyanyi dan pemain film, Ariyo Wahab. Dia menuturkan, beraktivitas bersama keluarga menjadi satu hal yang rutin dilakukan, misalnya anak-anak mereka melakukan pertunjukan, seperti menyanyi dan orangtua menjadi penonton. Kegiatan ini sangat membangun kedekatan fisik maupun emosi saya, istri, dan anak-anak,” ucapnya.okezone.com
No comments:
Post a Comment